IDENTITAS
:
Nama :
Euis Desy Khairiyati
Nim :
72153014
Prodi / Sem :
Sistem Informasi / Semester 3
Fakultas :
Sains dan Teknologi
Perguruan Tinggi :
Universitas Islam Negeri Sumatera Utara
Tema : Epistemologi Tasawuf.
BUKU I
Identitas Buku :
Ja’far. 2016. Gerbang Tasawuf.
Medan : Perdana Publishing.
Sub 1 : Peran Hati Dalam Tasawuf.
Istilah
hati (qalb) disebut dengan kata al-fuad,
dan af’idah. Hati merupakan bagian
dari tubuh manusia yang sifatnya terkadang kuat dan rapuh.
Disebutkan
bahwa dari segi fungsi, menurut Ahmad Mubarok, qalb berfungsi sebagai “alat
untuk memahami realitas dan nilai – nilai serta memutuskan suatu tindakan (QS.
Al-A’raf 7:179), sehingga qalb
menjadi identik dengan akal. Adapun kandungan inti manusia adalah penyakit (QS. Al-Baqarah 2:10); perasaan takut (QS. Ali Imran 3:151); getaran (QS. An-Anfal 8:2); kedamaian (QS. Al-Fath 48:4); keberanian (QS.Ali Imran 3:126); cinta dan kasih
sayang (QS. Al-Hadit 57:27); iman (QS. Al-Hujurat 49:7); kedengkian (QS.al-Hasyr 59:40); kufur (QS.al-Baqarah 2:93); kesesatan (QS.Ali-Imran 3:7); penyelsalan (QS. Ali Imran 3:156); panas hati (QS. At-Taubah 9:45); keraguan (QS. At-Taubah 9:45) ; kemunafikan (QS. At-Taubah 9:77); dan kesombongan (QS. Al-Fath 48:26). Sedangkan posisi
hati manusia bermacam – macam, sebagian bersifat positif seperti hati yang
bersih (qalb salim), hati yang
bertaubat (qalb munib), hati yang
tenang (qalb muthma’in), hati yang
menerima petunjuk (yahdi qalbih), dan
hati yang takwa (taqwa al-qulub).
Sebagian kondisi hati bersifat negatif seperti keras hati (ghaliz), hati yang berdosa (itsm
al-qalbih), hati yang tersumbat (qulubuna
ghalf), hati yang ingkar (qulubihim
munkarah), dan hati yang kosong (af’idatihim
hawa). Islam menghendaki manusia mampu mencapai kualitas hati yang positif,
dan menjauhi kualitas hati yang negatif. (Ja’far, 2016:34-35).
Menurut
al-Ghazali, Qalb terdiri atas dua
bentuk yaitu bersifat jasmani dan ruhani. Qalb
yang bersifat jasmani diartikan sebagai bagian dari tubuh yang berwujud dan
yang menjadi sumber ruh. Sementara qalb
bersifat ruhani yaitu hati yang halus tak berwujud, diartikan sebagai aql manusia dalam memutuskan sesuatu.
Akal ialah sifat ilmu yang terletak dalam hati. Hati senantiasa berubah
tergantung dengan kondisinya, manakala hati kotor maka akan menampakan perilaku
setan. Sebaliknya, manakala hati bersih maka perilaku tampak seperti malaikat.
Seorang
sufi dapat meraih ilmu tanpa melalui proses (usaha) sebagaimana mestinya
seorang pelajar. Ilmu yang didapatkan berasal dari ilham yaitu bisikan hati
yang datangnya dari Allah Swt. Berbeda dengan wahyu yang menjadi perantara bagi
Nabi dan Rasul. Sebab itulah para sufi cenderung kepada ilmu ilhamiyyah (tanpa belajar), bukan ilmu ta’limiyah (lewat belajar). Meskipun
begitu, proses ilhamiyah tersebut
dilakukan seorang sufi dengan cara mujahadah
serta membersihkan kotoran – kotoran hati. Sehingga para sufi disinari oleh
cahaya – cahaya ilmuNya.
Kesimpulan :
Peran hati dalam tasawuf ialah
sangat penting dalam rangka
mendekatkan diri kepada Allah Swt karena hati merupakan subsistem dari jiwa
manusia sebagai sarana untuk melihat Allah Swt. Hati (qalb) yang bersih akan
menghasilkan perilaku akhlak yang baik, sebaliknya hati yang kotor senantiasa
melakukan perbuatan maksiat.
BUKU II
Identitas Buku :
Amril. 2015. Akhlak Tasawuf
(Meretas Jalan Menuju Akhlak Mulia). Bandung : PT. Refika Aditama.
Sub
1 : Peran Hati
Dalam Tasawuf.
Dari segi bahasa, qalb berarti hati, lubuk hati, jantung,
inti, kekuatan dan semangat keberanian. Kecuali itu, qalb (hati) juga dimaknai dengan akal, istilah yang dalam tahapan
psikologis dibedakan dengan hati. Makna yang nyaris sama untuk kata qalb (hati)
diungkap dalam pengertian mengubah, membalikan, menjadikan yang bathin menjadi
zahir, menumbangkan, mempertimbangkan, terbalik dan lain – lain.
Dalam
Al Quran, kata lain dari qalb (hati)
ialah al-qulub, as-sudhur, serta al-fuad
al-af’idah. Menurut Al-Ghazalai, qalb
(hati) dalam pengertian latifah
rabbaniyah ruhaniyah ialah sesuatu yang memilki sifat keruhanian. Adapun beberapa
fungsi hati (qalb) yaitu :
1.
Qalb
sebagai alat untuk menemukan penghayatan ma’rifah kepada Allah Swt. Fungsi qalb
(hati) seperti ini dikarenakan selain menjadikan manusia bisa menghayati segala
rahasia yang ada di dalam ghaib ini, juga ekstensi hati dalam pengertian kepada
Allah Swt.
2.
Qalb sebagai salah satu anggota badan yang berfungsi untuk beramal hanya
kepada Allah Swt, dan berusaha menuju kepada Allah Swt sedangkan anggota badan
lainnya sebagai pelayan atau alat yang dimanfaatkan oleh qalb (hati).
3.
Qalb sebagai alat yang taat kepada Allah Swt, yang mana gerak ibadah semua
anggota badan adalah pancaran qalb
(hati). Fungsi qalb (hati) seperti ini lebih dikarenakan posisi sentralnya,
bahwa manusia akan mengenal qalb-nya,
maka sudah pasti ia akan mengenal dirinya sendiri. Jika ia sudah mengenal
dirinya sendiri, tentu ia akan mengenal Tuhannya. (Amril, 2016).
Kesimpulan
:
Qalb
(hati ) yang diartikan sebagai pusat keberanian memiliki kesamaan dengan akal
manusia. Akal dan hati manusia memiliki sifat ketuhanan Rabbaniyah dan Ruhanniyah
agar dapat mendekatkan diri kepada Allah Swt. Adapun tiga fungsi qalb (hati)
yaitu sebagai alat untuk ma’rifah kepada Allah Swt yang dilakukan dengan penuh
penghayatan. Qalb (hati) juga
merupakan salah satu bagian organ tubuh yang digunakan untuk beramal dan
beribadah hanya kepada Allah Swt, serta sebagai alat untuk ketaatan kepada
Allah Swt.
Perbandingan
:
Pada
Buku I sebagai buku pegangan wajib oleh Bapak Dr. Ja’far M.A memaparkan secara
kompleks mengenai peranan akhlak tasawuf dengan adanya pemberian surah Al-Quran
disetiap ciri – ciri hati manusia, sehingga memudahkan pembaca untuk melihat
dan membuktikan kebenaran ayat Al-Quran. Dapat dilihat dengan seksama bahwa
peranan tasawuf pada buku tersebut ada tujuh point dan dijelaskan secara rinci
setiap point tersebut.
Pada
Buku II sebagai buku pembanding, memaparkan secara ringkas dimulai dari
pengertian qalb (hati) dari segi
istilah untuk mendasari pemahaman dari pembaca. Pada buku ini menghasilkan tiga
buah point peranan hati dalam tasawuf, merupakan angka yang cukup berbeda dari
pembahasan buku sebelumnya.
0 komentar:
Posting Komentar